Tubuh manusia adalah pinjaman. Pada saatnya nanti tubuh ini harus dikembalikan kepada asalnya...dari tanah menyatu menjadi tanah. Tidak ada yang perlu diabadikan dari tubuh karena menurut orang Jawa, tubuh adalah "ageman" atau pakaian. Yang penting adalah isinya, bukan pakaiannya. Saat manusia meninggal, tubuh kemudian dikubur karena secara kesehatan tubuh yang membusuk akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit. Tubuh harus dikubur ke dalam tanah agar unsur-unsur tubuh menyatu dengan tanah dan hilang dikembalikan kepada Yang Memiliki Tubuh. Memberi nisan pada kubur orang meninggal tergantung dari niat. Jika niatnya untuk mengingat kebaikan dan kesalahan orang yang meninggal agar menjadi pelajaran bagi orang yang masih hidup maka niat itu menjadi niat baik. Namun jika menisan makam hingga menghias menjadi cantik, Rasul melarangnya. Hal ini karena sekali lagi raga adalah pinjaman. Saat manusia meninggal, raga harus dikembalikan kepada pemilik raga. Menghias makam seolah olah kita tidak merelakan tubuh dikebalikan. Seolah olah raga lebih penting daripada ruh. Padahal ruh lebih penting karena ruh manusialah yang akan meneruskan kehidupan selanjutnya. Tugas badan hanya berawal dari mula hidup manusia di bumi dan berakhir di ujung waktu hidup manusia di bumi. Lalu buat apa menghias makam dengan emas, dan barang-barang duniawi lainnya?Dunia hanyalah sementara....Materi hanyalah titipan seperti halnya raga...Saat harus dikembalikan kepada yang punya, kembalikanlah dengan rela...Pakaian akan kita tanggalkan sementara ruh terus bertualang ke dunia yang baru dan lebih panjang..
0 komentar:
Posting Komentar