Hari itu, saya kembali menginjakkan kaki di Tendean setelah bertahun bertualang di Jogja.. Tempat ini, bertahun lalu adalah sebuah ruang kosong luas. Kami bebas menentukan di mana kami akan bekerja, dan....tidur! Beberapa teman bahkan membawa peralatan tidur dari rumah dan digelar di atas karpet biru yang masih baru, lalu tertidur pulas di sudut-sudut ruang dengan meninggalkan bunyi dengkur yang hampir mirip seperti mesin yang lama tidak di service. Begitu senangnya di kantor waktu itu, karena suasana yang menyenangkan, teman teman yang hangat, dibalut dengan semangat membuat sesuatu yang baru dan berbeda, membuat suatu hari pimpinan harus melarang kami untuk tidur di kantor... Hahaha...saya rasa baru kali ini sebuah perusahaan melarang karyawannya tidur di kantor, dan mewajibkan pulang ke rumah...Mungkin di kantor lain justru sebaliknya, perusahaan harus membayar agar karyawannya bekerja lembur....
Di lantai 3 yang dahulu “biru” itu, saya pun menemukan sebuah sudut ruangan dimana jarang ada orang mau kesitu. Ruangan yang sebenarnya pantry itu begitu terpencil dan konon agak sedikit “horor”. Bahkan kawan-kawan office boy pun malas berlama-lama di sana. Waktu itu saya ditugaskan di Sportivo, sebuah program olahraga yang tayang setiap berita pagi jam 5. Otomatis kami harus menginap sesuai jadwal untuk melakukan editing dan mempersiapkan berita olahraga untuk sport pagi. Pojok itupun saya jadikan tempat untuk “bersembunyi” dan merokok bersama beberapa kawan Sportivo. Maklum...di lt 3 hampir semua ruangan tidak boleh untuk merokok. Satu-satunya tempat merokok adalah di “halaman belakang” Lt 3 dekat lift, dimana semua orang yang berlalu lalang di lift bisa melihat dan deru suara kipas AC besar yang mengganggu.
Karena kami sering merokok di pantry sambil melarikan diri sejenak dari pekerjaan, (walaupun sebenarnya tidak diperbolehkan merokok di situ), kawan-kawan Office Boy pun mulai sering melakukan aktifitas di situ, dari mulai membuatkan kami kopi sampai berjualan indomie rebus. Lama-kelamaan, tidak hanya anak-anak Sportivo yang nongkrong di situ, namun banyak kawan-kawan dari program lain pun ikutan “bersembunyi” di pantry itu sekadar untuk merokok, minum kopi, catur, dan beristirahat sejenak dari penatnya pekerjaan. Singkat cerita, lama-kelamaan, semakin banyak yang nongkrong di pantry dan hal itu justru memberikan dampak positif bagi kantor besar itu, untuk menguasai rating nasional. Hal itu dapat terjadi karena beberapa program dengan share rating tinggi berawal dari diskusi ide di pantry itu. Istimewanya, lama-lama tidak hanya kami para bawahan yang nongkrong dan bersembunyi di situ, namun juga beberapa pimpinan termasuk Kepala Divisi yang kebetulan ruangannya ada di sebelah pantry, sehingga ketika seseorang berjalan ke arah pantry, pasti melewati ruangan kepala divisi. Lebih istimewa lagi, para pimpinan kadang datang, hanya sekadar untuk merokok bersama, lalu berdiskusi sejenak tentang program. Dan benar, “otak” dan ide dari divisi pemberitaan Televisi besar itu, berawal dari pantry dan justru bukan dari ruang rapat yang formal. Dari pantry pojok, rating share nasional teratas pertama benar-benar tercapai.
Sayang, saat saya kembali datang ke Tendean bulan Juni lalu, pantry bersejarah itu telah hilang digusur paksa untuk sebuah ruangan baru yang diperuntukkan bagi sebuah televisi baru.
Saya yakin banyak kawan-kawan yang masih ingat dengan sudut kecil itu....duduk “ngelesot” dikarpet bersandarkan tembok, merokok, berdiskusi maupun sekadar berbincang biasa, menyantap Indomie, catur, atau bahkan hanya sekadar bersembunyi sebentar dari pekerjaan...
Pasti, orang-orang baru yang datang ke lt 3 tidak ada yang paham lagi sejarah pantry itu, atau bahkah sekadar tau dimana letaknya. Namun saya ingat, pantry itu menjadi salah satu bagian sejarah yang membesarkan sebuah divisi pemberitaan, dari televisi bernama Trans TV, hingga sempat bertengger di rangking satu nasional untuk share dan rating program.....Dan dari situlah beberapa program legendaris lahir....dari jiwa-jiwa yang tadinya tidak mau diatur oleh sistem rapat yang kaku dan terpola....
Pantry kecil itu mungkin telah dilupakan....namun bagi beberapa orang yang tau darimana asal muasal lantai yang sekarang dihuni sebuah stasiun baru itu, saya yakin, pasti orang itu pernah merasakan masa masa keemasan tergabung dalam sebuah tim hebat, dan persahabatan yang membuat saya dan kawan-kawan enggan meninggalkan lantai 3 Tendean.....
Ya...pantry itu dahulu....
Sayang, saya tidak pernah sempat mengabadikannya sebelum lenyap....
Banyak sekali kenangan di sana....
0 komentar:
Posting Komentar